“selain kalian, aku tidak begitu percaya pada yang lainnya”
Dalam beberapa hal, kamu dan aku seringkali mempunyai pemikiran yang sama dalam memutuskan sebuah masalah.
Kamu pribadi yang begitu tenang.
Dalam diam mu, kamu belajar untuk menjadi bijaksana.
Bagi ku dan bagi mereka, kamu adalah sosok tenang yang mengalir seperti air.
Saat kau merasa tak sanggup lagi menahan beban dalam hatimu.
Kamu sesekali mencoba membahasnya dengan ku.
Mungkin untuk sekedar berbagi pertanyaan-pertanyaan kehidupan, yang menguliti logika dan menyekik rasa sakit, kecewa atau bahkan emosional tak terbendung.
Yang jelas, aku pun melakukan hal itu kepadamu.
Kita tumbuh sebagai gadis lugu yang berharap untuk menjadi sekuat gelombang tsunami.
Yang dengan dahsyat memporak-porandakan mereka yang sampai hati membuat kita hancur tanpa sanggup untuk melawan.
Kita begitu benci saat dituntut untuk menjadi dewasa dan berjiwa besar.
Kita seringkali berteriak, “Growing up is SUCKS!”
Saat aku terpuruk, kamu hadir untuk memberikan pengertian, bahwa hal paling sederhana adalah dengan menerima apa yang dunia berikan kepada kita.
Dan sadarkah kamu?
Begitu jarang airmata yang kita keluarkan saat kita saling berbagi mengenai luka dan perih.
Bukan karena kita tangguh menghadapi risalah yang menghantam mental kita.
Tapi karena kita yakin, dengan bertahan, kita bisa tetap ada untuk esok hari.
Sebagai sahabat, aku mungkin bisa kau artikan pula sebagai racun dalam hidupmu.
Secara sadar, aku membiarkan tubuhmu terkontaminasi oleh zat pembunuh.
Entah apa yang ada dipikiranku saat itu.
Hingga ketololan itu, bersenyawa dalam nadi dan darahmu.
Kemudian kita lunglai terbaring, seakan larut dalam semu dan ilusi.
Aku seakan tak percaya kini kita berada disini.
Tempat dimana kita sudah sangat jauh melewati hal-hal buruk itu.
Dan yang terpenting adalah aku, kamu dan mereka yang kini adalah satu.
Kita semua saling mengisi.
Kita semua saling mengerti.
Walau urusan masing-masing seringkali membuat jarak dalam kebersamaan kita.
Aku dan juga mereka, berusaha sekali untuk menjauhkan mu dari bangsat perusak hatimu.
Aku yakin kamu tau siapa yang aku maksud. (:
Dan kami begitu ingat, bahwa dia adalah orang yang paling ingin kamu bunuh.
Maaf kawan, bukan aku ingin mengingatkanmu tentang pengecut itu.
Itu hanya segelintir bukti, bahwa kami begitu tak ingin sesuatu yang tidak menyenangkan, terjadi padamu.
Mungkin kamu sedikit heran, mengapa tiba-tiba aku membuat tulisan ini.
Aku hanya sedang rindu dengan mu dan sahabat kita yang lain.
Entahlah! Selain kalian aku tidak begitu percaya dengan yang lain.
Saat ini aku begitu ingin memohon untuk keberadaan kalian.
Tapi kemudian aku mengerti, bahwa kalian mempunyai kehidupan masing-masing.
Sama seperti kehidupan yang mungkin sedang aku jalani saat ini.
Tapi aku yakin, kita semua akan secepatnya berkumpul dalam pesta euphoria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar